photo 1798095_10200699501448464_1171711221_n_zpsmnk0iyem.jpg



Seorang tukang air India  memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan satunya lagi tidak. Tempayan yang utuh selalu dapat membawa air penuh, walaupun melewati perjalanan yang panjang dari mata air ke rumah majikannya. Tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Hal ini terjadi setiap hari selama dua tahun. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugas dengan sempurna. Di pihak lain, si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidak sempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya ia dapat berikan.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak berkata kepada si tukang air, “Saya sungguh malu kepada diri saya sendiri dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya”

”Mengapa kamu merasa malu ?” tanya si tukang air,

"Selama dua tahun ini saya hanya mampuh membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa. Adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuat mu rugi.”

Si tukang air merasa kasihan kepada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia menjawab,” Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”


Ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali merasa sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor dan kembali tempayan retak itu meminta maaf kepada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu, “Apakah kamu tidak memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu ? tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak itu ?” Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini, aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk dapat menghias meja majikan kita. Tanpa adanya kamu , majikan kita tidak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”


 Setiap orang memiliki cacat dan kelemahan sendiri. Kita semua adalah tempayan retak, namun jika kita mau dan mampu melihat lebih dalam, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk maksud tertentu. Dimata Tuhan yang bijaksana tak ada yang terbuang percuma, Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu dapat menjadi sarana keindahan Tuhan.
 salah satu hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas adalah bahwa kita boleh jadi memiliki ke"retak"an tersebut, namun yakinlah satu kelemahan menurut kita, boleh jadi sebuah kemanfaatan bagi orang lain. Jadi... jangan bersedih dan tersenyumlah.. Karena keretakan kita pun dapat bermanfaat besar.
 Kita semua adalah tempayan yang retak, artinya, kita semua tanpa terkecuali, memiliki kecurangan. Dan sering kita menjadi percaya diri karena kekurangan kita. Padahal tidak ada gunanya membandingkan diri kita dengan orang lain. Karena orang lain pun punya kekurangan-kekurangannya sendiri.
Terimalah diri Anda apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Karena dalam kekurangan-kekurangannya itu, terletak kekuatan kita yang sebenarnya.
 Setiap orang memiliki cacat dan kelemahan . Kita semua adalah ibarat si tempayan
retak, namun jika kita mau menyadari, Allah akan tetap menggunakan kekurangan kita untuk maksud yang lain, yang tentu saja bermanfaat juga buat orang lain. Karena dalam pandangan Allah yang Maha Bijaksana, di dunia ini tak ada hal yang diciptakanNya terbuang percuma, Jadi tak perlu takut dan minder akan kekurangan kita.
Ketahuilah dalam kelemahan itu, kita menemukan kekuatan kita untuk tetap semangat.


0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

 
Lensa @ kesadaran © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger Shared by Themes24x7
Top