photo 1798095_10200699501448464_1171711221_n_zpsmnk0iyem.jpg

Ada seorang kaya yang hidup di suatu desa. Dia mempunyai dua orang
anak laki-laki kembar yang diberi nama Dodo dan Didi. Mereka
merupakan dua orang yang cerdas dan ramah kepada semua orang. Suatu
ketika si orang kaya ini ingin membagikan seluruh harta kekayaannya
kepada kedua putranya, setelah itu dia ingin pergi merantau ke tempat
lain.

Singkat cerita, Dodo dan Didi sepakat menginvestasikan harta warisan
tersebut dengan mendirikan toko beras di desa tersebut. Toko Dodo
berada di utara desa, sedangkan toko Didi berada di selatan. Awalnya
kedua toko tersebut cukup ramai. Tapi lama kelamaan hanya toko Didi
yang tetap ramai, sedangkan toko Dodo mulai sepi. Bahkan sebagian
besar pelanggan Dodo juga pindah ke toko Didi

Hal tersebut berlangsung berbulan-bulan, sampai suatu ketika si orang
kaya tersebut kembali ke desa. Dia heran mengapa hanya toko Didi yang
ramai, sedangkan Dodo tidak. Hampir tidak ada perbedaan di antara
toko mereka. Mereka sama-2 ramah, menjual dengan harga yang sama, dan
beras yang dijual pun punya kualitas yang sama. Setelah diamati
dengan teliti, akhirnya orang kaya tersebut melihat satu perbedaan
kecil yang menyebabkan pelanggan Dodo pindah ke Didi.

Perbedaan tersebut terletak pada cara Dodo dan Didi membungkus beras.
Misalkan ada pembeli yang membeli beras satu kilogram, maka Dodo
menggunakan gayung yang besar untuk mengambil beras, menuangkan beras
tersebut ke dalam plastik dan meletakkannya diatas timbangan. Karena
menggunakan gayung besar, maka jumlah yang tertera diatas timbangan
selalu lebih dari 1 kg. Dodo lalu menggunakan gayung kecil mengambil
kelebihan-kelebihan beras tersebut sampai jumlahnya tepat satu
kilogram. Lain lagi dengan Didi. Dia menggunakan gayung kecil untuk
menuangkan beras kedalam pembungkusnya, lalu meletakkannya diatas
timbangan. Karena menggunakan gayung kecil, tentu jumlahnya kurang
dari satu kilogram. Dia lalu perlahan-lahan menambah jumlah beras
hingga satu kilogram. Lalu membungkusnya.

Apabila anda adalah sang pembeli, apa pendapat anda ? Beras mana yang
akan anda beli ?

Ketika hal tersebut ditanyakan orang kaya tersebut kepada para
pelanggan toko anaknya, mereka mengatakan bahwa si Didi baik, karena
selalu' menambahi' beras mereka. Sebaliknya menurut mereka si Dodo
curang, karena beras yang dibeli selalu `dikurangi'. Secara logika
para pelanggan tersebut mengerti bahwa jumlah yang dibeli tersebut
sama-sama satu kilogram, namun otak bawah sadar mereka ternyata
membedakan antara si `baik' dan si `curang'. Memang pada mulanya, hal
ini juga tidak disadari oleh para pelanggan, namun ketika mereka
mulai membandingkan Dodo dan Didi, `kecurangan' itu mulai nampak. Dan
Dodo merasakan hasil `kecurangan'nya dengan kehilangan
pelanggannya………………………………………………….
Rekan-2 METHAMORPOSITIVE, apa makna cerita diatas dalam kehidupan kita ?

Terkadang, tanpa kita sadari, kita bertingkah laku seperti si Dodo
terhadap orang lain, sehingga orang lain mungkin juga akan bersikap
berbeda terhadap kita. Misalnya di kantor, boss anda lebih ramah
dengan rekan anda dan bisa bergurau, tapi begitu berbicara dengan
anda, dia akan memasang sikap formal.

Sayangnya, sebagian besar daripada kita lebih suka berpikir negatif
terhadap hal ini, dengan menyalahkan orang lain lebih dulu tanpa mau
melihat kepada diri kita sendiri. Kita mungkin biasa beralasan bahwa
rekan kita memang lebih cantik(cakap,hebat,dll) karena dia punya koneksi, dan seribu
macam alasan lainnya. Tapi jarang sekali kita mau melihat kepada diri
kita sendiri, mengapa kita diperlakukan beda seperti itu.

Mengapa anda tidak mencoba untuk introspeksi diri anda, sebenarnya
apakah perbedaan kecil yang membuat perlakukan yang beda dari boss
anda kepada anda dan rekan anda ? Mungkin anda sama-2 pandai, sama-2
suka bekerja keras, dan sama-2 mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap pekerjaan anda. Kalau anda mau mengamatinya, mungkin anda
akan terkejut, karena hal itu mungkin benar-2 hal yang kecil sekali.
Mungkin anda bekerja dengan sangat serius, sedangkan rekan anda lebih
suka bekerja dengan senyum. Sehingga wajar saja boss anda lebih suka
berbicara dengan orang yang ramah daripada orang yang serius. Atau
mungkin dari cara anda menyampaikan laporan. Anda menyampaikan
laporan kerja anda secara lengkap dan panjang lebar, sedangkan rekan
anda lebih ringkas dan singkat. Bagaimana dengan cara berpakaian anda
…… apakah anda cukup rapi dan good looking. Lalu bagaimana dengan
cara anda menyapa orang …… apakah anda menunggu orang mengucapkan
selamat pagi lebih dulu baru anda membalasnya, ataukah anda lebih
dulu yang mengucapkan salam ……………………….

Memang benar, tidaklah mungkin kita membuat diri kita sempurna. Tapi
bukan berarti kita tidak boleh memperbaiki kesalahan kita. Dan
memperbaiki kesalahan kecil setidaknya akan membuat hidup kita lebih
baik, baik bagi kita sendiri maupun dalam hubungan kita dengan orang
lain.



https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10203394887147264&substory_index=0&id=1664443022
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10203395004710203&id=1664443022&lul&ref_component=mbasic_photo_permalink_actionbar

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

 
Lensa @ kesadaran © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger Shared by Themes24x7
Top